“Objek wisata yang ada di Tampo Lore ini skalanya, bukan hanya skala nasional. Tetapi internasional,” kata Bupati Poso, Darmin A Sigilipu.
Hampir di semua kecamatan di Lembah Lore memiliki situs patung megalitikum yang tinggi dan besarnya berbeda-beda, disertai batu di zaman kuno yang telah terukir. Behoa atau Besoa merupakan salah satu wilayah di Lembah Lore yang dapat di kunjungi wisatawan mancanegara, nusantara dan lokal untuk melihat langsung megalitikum di Pokekea.
Pemkab Poso, akan mengintegrasikan dengan membangun jalur darat untuk menghubungkan lokasi Pokekea di Behoa dengan megalitikum di Lembah Bada. Hal itu agar pengunjung atau wisatawan selain dapat melihat langsug megalitikum yang ada di Pokekea, juga dapat berkunjung ke Bada tanpa harus kembali ke Wuasa di Lore Utara.
Tari-tarian dan alat musik tradisional, serta makanan khas daerah dan pakaian adat, khasanah budaya dan adat istiadat, menjadi potensi yang tak kalah menarik untuk disaksikan, selain patung megalitikum.
Di Dataran Lore tersebar ribuan situs perbubakala yang selama ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan dari belahan dunia datang baik sebagai turis maupun mahasiswa dan para peneliti.
Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, akan memasukkan Festival Lembah Lore ke dalam kalender kegiatan pariwisata, untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di daerah itu.
“Festival Lembah Lore, kalau bisa dimasukkan dalam kalender event pariwisata Kabupaten Poso,” ucap Bupati Poso, Darmin A Sigilipu, disela-sela makan bersama “Modulu-dulu” dalam kegiatan Festival Lembah Lore, di Desa Wanga, Kecamatan Lore Peore, Jumat.
Bupati mengatakan Festival Lembah Lore harus dilaksanakan setiap tahun, secara berkesinambungan. Dengan memasukkan Festival Lembah Lore kedalam kalender kegiatan pariwisata Kabupaten Poso, maka secara langsung akan dibiayai lewat APBD serta diselenggarakan setiap tahun.
Namun, agar dapat mencakup seluruh wilayah di Poso, maka nama kegiatan tersebut perlu mengalami perubahan dari Festival Lembah Lore menjadi Festival Tampo Lore.
“Kalau Festival Lembah Lore maka itu hanya bisa dilaksanakan di Napu. Tetapi bila menjadi Festival Tampo Lore, maka bisajuga dilaksanakan di Bada,” sebut Bupati.
Bupati menyebut di Bada juga terdapat satu patung megalitikum yang bernama Palindo dengan tinggi empat meter.
“Pemkab mendukung kegiatan ini. Ketika panitia menemui saya beberapa waktu lalu, kita langsung rapatkan dengan panitia yang telah terbentuk dari Lembaga Swadaya Masyarakat. Saat itu saya langsung perintahkan pak camat dukung kegiatan ini,” katanya.