Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada sektor sumberdaya alam seringkali dianggap tidak memiliki potensi yang cukup untuk mendorong ekonomi berkelanjutan dan merata. Seringkali unsur sosio-kultur dan nilai ekologis dari penduduk lokal tidak dapat diterima. Masyarakat juga tidak sadar bahwa penghidupan berkelanjutan ini telah memenuhi kebutuhan ekonomi dan tidak merugikan lingkungan.
Usaha-usaha yang dipelopori oleh masyarakat dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan dukungan kelompok lain (konsumen, sektor swasta, dan pemerintah) untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi dan ekologi. dengan insentif lebih lanjut dari basis konsumen dan jaringan pendukung yang meningkat, maka manfaat ekosistem yang diberikan oleh perusahaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan dapat didistribusikan untuk semua.
Menjadi hal yang penting agar pemerintah dan sektor swasta juga mengembangkan dan memelihara rantai nilai (value chains) dalam kaitannya dengan community enterprises yang berkelanjutan ini.
Sektor ini akan melihat komunitas ini sebagai bagian dari solusi untuk mencapai dan memelihara pembangunan berkelanjutan, adil, dan hijau. Diharapkan, pemerintah baik lokal dan nasional dapat memberikan dukungan atas gerakan community enterprises yang berkelanjutan dan juga mendukung kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan perdamaian.
Contoh Produk yang Berkelanjutan dan Adil Produk komunitas yang berada di wilayah landscape lariang yang berada di wilayah Kabupaten Poso dan Kabupaten sigi yakni pengelolaan rotan secara lestari oleh kelompok Roles berasal dari Desa Namo Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi dengan mengikuti standar-standar pengelolaan yang lestari dan berkelanjutan.
Selain itu terdapat pula produk Kopi Toratima yang juga berasal dari Kecamatan Kulawi dan Pipikoro Kabupaten Sigi yang telah terkenal secara meluas yang merupakan produksi komunitas yang mengutamakan kearifan lokal dan perlindungan terhadap jenis spesies yang berkontribusi dalam melahirkan Kopi Toratima.
Tak kalah pula produksi komunitas di Kabupaten Poso tepatnya di wilayah Lembah Lore yang juga terkenal sebagai wilayah penghasil kopi dan produk-produk hortikultura yang menopang kehidupan masyarakat.
Selain Kopi, produk komunitas yang cukup terkenal dari landscape lariang di Kabupaten Poso adalah Madu hutan yang dikelola oleh komunitas yang juga berdasarkan kearifan lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai sebuah upaya melestarikan dan mendukung keberlanjutan komunitas.
Menarik pula adalah pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang secara turun temurun menghasilkan produk anyaman dari rotan dan bamboo serta yang lebih unik lagi yakni pembuatan gelang yang bahan bakunya bukan berasal dari rotan atau bamboo akan tetapi berasal dari bahan baku sejenis tanaman paku-pakuan yang bagi komunitas lokal menyebutkannya sebagai Gelang EHA. Gelang Eha ini merupakan kerajinan komunitas dari wilayah lembah lore dan telah mendapat tempat tersendiri bagi pengguna gelang dan potensial untuk menjadi kebanggaan komunitas di Landscape Lariang di Kabupaten Poso.
Potensi komunitas lainnya yang bersumber dari HHBK yakni melimpahnya potensi getah pinus dan damar di wilayah Lembah Lore Kabupaten Poso yang bisa di manfaatkan dan dikelola secara lestari dan berkelanjutan pula oleh komunitas yang memiliki nilai atau value yang bisa membawa kepada pertumbuhan ekonomi komunitas kearah yang lebih baik, lestari serta berkelanjutan.