• Beranda
  • Tentang
    • Latar Belakang
    • Tujuan Festival
    • Produk Berkelanjutan
  • Lembaga
FESTIVAL TAMPO LORE
  • Rundown
  • Kontak
  • Artikel
FESTIVAL TAMPO LOREFESTIVAL TAMPO LORE
Aa
  • Coffee Gear
  • Beans
  • Learn About Coffee
  • Coffee Brewing
Search
  • Categories
    • Coffee Gear
    • Coffee Brewing
    • Learn About Coffee
    • Beans
    • Coffeemaker
    • Coffee Grinder
    • Coffee Cups
    • Espresso Machine
  • More Foxiz
    • Blog Index
    • Sitemap
Follow US
FESTIVAL TAMPO LORE > Blog > Uncategorized > Sosok Penggerak Kelompok Perempuan Desa Namo
Uncategorized

Sosok Penggerak Kelompok Perempuan Desa Namo

Mochammad Subarkah Mochammad Subarkah
Share
2 Min Read

Sejuknya udara pagi dan nampak embun masih menempel di ujung dedaunan yang sesaat lagi menyentuh tanah yang subur di Desa Namo, tempat dimana Ibu Eflin kesehariannya bersama-sama sejumlah kelompok yang tengah asik membudidayakan anggrek yang bagi pencinta anggrek bakal jatuh hati untuk memilikinya.

Ibu Efliny demikian warga setempat akrab memanggilnya, perempuan berusia 47 tahun yang begitu ramah dan murah senyum itu sekalipun hanya seorang ibu rumah tangga tapi memiliki kemampuan dalam memimpin kelompok yang terdiri kuranglebih 30 orang anggota. Eflin bersama anggota kelompok memiliki beragam kegiatan dengan memulai mengidentifikasi potensi yang ada di desa untuk dikembangkan atau dimanfaatkan untuk kebutuhan pekarangan rumah, perabotan rumah, bahan makanan dan budidaya sejumlah tanaman yang memiliki khasiat dan untuk keperluan bumbu dapur.

Bagi warga setempat, pribadi ini dikenal sebagai sosok yang mempunyai komitmen kuat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa Namo karena keyakinan dan kepercayaan masyarakat khususnya ibu – ibu, maka ibu Eflin terpilih menjadi koordinator beberapa kelompok perempuan desa Namo, yang membudidayakan tanaman anggrek, memanfaatkan daun pandan untuk anyaman, dan memanfaatkan kebun atau pampa dalam bahasa daerah kulawi untuk menanam.

“Saya sempat ragu ditunjuk sebagai koordinator, namun berkat dorangan dari ibu ibu lainnyamemberikan keyakinan kepada saya bahwa kaum perempuanpun bisa berbuat bagi kelompok perempuan,”Ungkap Eflin.

Berkat kepemimpinan dan dukungan serta kerjasama kelompok-kelompok perempuan, kini Desa Namo memiliki tiga kelompok perempuan diantaranya kelompok budidaya tanaman anggrek yang dibentuk pada tahun 2017 dengan jumalah anggota kelompok sebanyak 30 orang perempuan.

Kemudian Kelompok kedua, perempuan yang memanfaatkan daun pandan hutan untuk anyaman tikar, dompet, dan tas, yang dibentuk pada tahun 2018 kelompok ini beranggotan 15 ibu ibu pengrajin daun pandan.

Kelompok perempuan yang lainnya adalah kelompok pemanfaatan pekarangan atau tanah kosong untuk membuat kebun tanaman pangan lokal Desa Namo penyebutan dalam bahasa lokal Pampa beranggotan 11 perempuan Desa Namo.

Mochammad Subarkah January 9, 2020 January 9, 2020
Share This Article
Facebook Twitter Email Copy Link Print
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ikuti kami di Sosial Media

Facebook Twitter Youtube Instagram

Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk Masa Depan

Lembah Behoa

Jumat
16 Juni 2023
Minggu
18 Juni 2023

Sekretariat Panitia

  • Desa Bariri Kec. Lore Tengah
  • Kantor ROA Jl Dayodara CPI 1 Blok K No. 2 Palu
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?