Sejuknya udara pagi dan nampak embun masih menempel di ujung dedaunan yang sesaat lagi menyentuh tanah yang subur di Desa Namo, tempat dimana Ibu Eflin kesehariannya bersama-sama sejumlah kelompok yang tengah asik membudidayakan anggrek yang bagi pencinta anggrek bakal jatuh hati untuk memilikinya.
Ibu Efliny demikian warga setempat akrab memanggilnya, perempuan berusia 47 tahun yang begitu ramah dan murah senyum itu sekalipun hanya seorang ibu rumah tangga tapi memiliki kemampuan dalam memimpin kelompok yang terdiri kuranglebih 30 orang anggota. Eflin bersama anggota kelompok memiliki beragam kegiatan dengan memulai mengidentifikasi potensi yang ada di desa untuk dikembangkan atau dimanfaatkan untuk kebutuhan pekarangan rumah, perabotan rumah, bahan makanan dan budidaya sejumlah tanaman yang memiliki khasiat dan untuk keperluan bumbu dapur.
Bagi warga setempat, pribadi ini dikenal sebagai sosok yang mempunyai komitmen kuat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa Namo karena keyakinan dan kepercayaan masyarakat khususnya ibu – ibu, maka ibu Eflin terpilih menjadi koordinator beberapa kelompok perempuan desa Namo, yang membudidayakan tanaman anggrek, memanfaatkan daun pandan untuk anyaman, dan memanfaatkan kebun atau pampa dalam bahasa daerah kulawi untuk menanam.
“Saya sempat ragu ditunjuk sebagai koordinator, namun berkat dorangan dari ibu ibu lainnyamemberikan keyakinan kepada saya bahwa kaum perempuanpun bisa berbuat bagi kelompok perempuan,”Ungkap Eflin.
Berkat kepemimpinan dan dukungan serta kerjasama kelompok-kelompok perempuan, kini Desa Namo memiliki tiga kelompok perempuan diantaranya kelompok budidaya tanaman anggrek yang dibentuk pada tahun 2017 dengan jumalah anggota kelompok sebanyak 30 orang perempuan.
Kemudian Kelompok kedua, perempuan yang memanfaatkan daun pandan hutan untuk anyaman tikar, dompet, dan tas, yang dibentuk pada tahun 2018 kelompok ini beranggotan 15 ibu ibu pengrajin daun pandan.
Kelompok perempuan yang lainnya adalah kelompok pemanfaatan pekarangan atau tanah kosong untuk membuat kebun tanaman pangan lokal Desa Namo penyebutan dalam bahasa lokal Pampa beranggotan 11 perempuan Desa Namo.