Bulili-Yayasan Panorama Alam Lesatari (YPAL) bersama masyarakat Bulili Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso, berinisiatif dalam mendorong praktik pengelolaan kawasan secara lestari melalui identifikasi Area Konservasi Kelola Masyarakat Adat dan Lokal(AKKM) melalui focus grup diskusi sebagai langkah penggalian informasi yang melibatkan pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
“YPAL selalu melibatkan pemerintah desa, tokoh masyarakat, Badan Perwakilan Desa, Lembaga adat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh perempuan untuk memperoleh informasi dan data yang akurat didalam proses identifikasi area Konservasi Kelola Masyarakat Adat dan Lokal”Ujar Ishak.
Ishak mengatakan ICCAs atau AKKM sendiri pada dasarnya merupakan inisiatif praktek pengelolaan Kawasan secara lestari oleh masyarakat yang dijaga dan dipercaya mempunyai tujuan tertentu seperti kawasan hutan yang berada pada wilayah penyangga air bersih, Kawasan yang di anggap berbahaya ketika dikelola bisa mengakibatkan lonsor banjir dan lainya.
Ia menyampaikan di Desa Bulili sendiri secara inisiatif pengelolaan AKKM secara lestari sudah dilakukan dengan di buatkannya peraturan desa. Namun secara adminitratif wilayah tersebut belum terdokumentasikan secara maksimal termasuk pengarsipan dokumen kesepakatan perlindungan wilayah yang masuk dalam AKKM.
Misalnya, secara pemanfaatannya oleh masyarakat desa pada Kawasan AKKM di wilayah Wumbu Wana hanya boleh memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan kayu juga dimanfaatkan hanya untuk kepentingan pembangunan di desa dan tidak diperjualbelikan secara umum. Demikian pula pada AKKM di wilayah Tongeru yang berada di kawasan penyangga air bersih yang memang sama sekali tidak bisa di kelola oleh masyarakat.
“Pada tahapan program ini konsorsium YPAL dan ROA yang di support oleh Yayasan Pengembangan Sumberdaya Hutan Indonesia (YAPSHI) melakukan pendataan dan Pendokumantasian Wilayah AKKM, yang pada pendokumentasian ini mengunakan pendekatan sosial yang berkaitan dengan pemanfaatan oleh masyarakat terhadapa AKKM itu sendiri dan juga pendekatan spasial yang secara garis besar adalah survey lapangan terkait dengan wilayah – wilayah AKKM yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa”Urai Ishak.