Bariri-Festival Tampo Lore yang dilaksanakan di Desa Bariri Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso memberikan kontribusi dalam ekonomi kecil masyarakat yang berada di Lembah Behoa. Demikian yang disampaikan oleh Magdalena staf pendamping dari Relawan untuk Orang dan Alam dalam program Green Livelihood Alliance 2.0 yang didukung oleh Non Timber Forest Exchange Programme Indonesia (NTFEP).
“Kontribusi yang dapat dilihat secara nyata adalah tingkat keterisian penginapan yang ada di Desa Doda yang memang memiliki dua penginapan dimana pada pelaksanaan Festival Tampo Lore pada Jumat 16 hingga 18 Juni 2023 semua penginapan itu penuh bahkan pengunjung dari luar pun terpaksa harus menginap di rumah warga yang kemudian difungsikan sebagai penginapan”Ujarnya.
Magdalena yang akrab disapa Lena menyebutkan ketersediaan kamar penginapan sebanyak 10 kamar dengan harga yang bervariasi seluruhnya terisi, 3 kamar dengan harga Rp.250.000 permalam, 2 kamar harga Rp.200.000 permalam, serta 5 kamar dengan harga Rp.165.000 permalam jadi jika ditotalkan selama 4 malam maka satu penginapan memperoleh pendapatan sebanyak Rp.7,9 juta. Sementara untuk produk makanan dan minuman serta cenderamata jika ditotalkan mencapai Rp.19.175.000.
“itu pendapatan yang bisa kami catat dan masih terdapat pendapatan masyarakat yang tidak tercatat semisal warung makan yang ada disekitar arena festival, pembelian bahan bakar kendaraan oleh pengunjung dan pembelian pengunjung di kios-kios saat pelaksanaan festival”Ungkap Lena.
Ia menambahkan dengan melihat dampak secara ekonomi bagi masyarakat maka kegiatan seperti festival tentunya mampu menumbuhkan atau menggerakkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso dan harapannya masyarakat dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan festival yang tentunya temanya menggambarkan penghidupan masyarakat adat dan lokal baik dari kesenian, tarian, kerajinan, kuliner serta terus merawat dan menjaga situs megalit tertua yang ada di lembah behoa.
“Saya berharap masyarakat di Lembah Behoa mampu memanfaatkan momentum seperti ini untuk terlibat dalam mengembangkan mata pencaharian dengan mengembangkan usaha-usaha kreatif yang disandingkan dengan potensi sumber daya alam yang ada”Harap Lena.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah Diah Agustiningsih mengungkapkan kekagumannya dengan festival yang turut mengangkat kearifan lokal penduduk setempat, sembari memperkenalkan kawasan lembah yang memiliki ratusan situs megalit.
“Saya terkagum-kagum bahkan tadi waktu masuk saya melihat ini benar-benar festival organik yang benar-benar lahir dan tumbuh diantara masyarakat. Festival ini mengangkat kearifan lokal dan semua heritage yang sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu yang dipelihara oleh masyarakat yang ada di lembah behoa,” terangnya saat sesi bincang sore ‘Ekonomi kreatif berbasis budaya, wisata dan lingkungan’ pada Festival Tampo Lore, Sabtu (17/6/2023).

Diah juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Festival yang turut memperkenalkan budaya serta tradisi adat istiadat sekaligus memperkenalkan situs pra sejarah megalitikum yang berada di lembah behoa.
Ia pun memastikan Festival Tampo Lore akan menjadi agenda tahunan Provinsi Sulteng.“Festival ini kita akan dukung tahun depan, karena tahun ini kita belum dukung apa-apa dalam festival ini, padahal festival ini juga memiliki punya daya ungkit atau daya jual yang cukup besar untuk mendatangkan orang karena keunikannya, begitu juga menyambut rencana pak Gubernur dalam pencanangkan negeri 1000 megalit,” pungkasnya.
Dalam konteks ini, ucap dia, pelatihan pengelolaan homestay dan diversifikasi produk ekonomi kreatif serta kuliner tradisional sesuai standar, akan membantu masyarakat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kedatangan wisatawan.
“Upaya-upaya ini secara keseluruhan akan membantu meningkatkan minat wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Sulteng, yang pada tahun 2022 sudah tercatat sebanyak 909 orang,”bebernya.
Dengan mengangkat warisan budaya dan menghadirkan atraksi dan pertunjukkan seni dalam festival Tampolore, sebut dia, Sulteng dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara dan meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke daerah tersebut.
Kredit Photo : Rexi
Penulis : Rexi